Flag Counter

header ads

TAN JOE HOK, INSPIRATOR YANG DILUPAKAN SEGERA DIFILMKAN


TAN JOE HOK, INSPIRATOR YANG DILUPAKAN SEGERA DIFILMKAN


"Jangan jadikan saya pahlawan, saya hanya perintis". Kalimat itu terucap dari seorang legendaris bulu tangkis Indonesia, Tan Joe Hok. Tan Joe Hok adalah sang perintis, seorang pionir. Dialah yang membuat Indonesia menjadi raksasa bulutangkis dunia. Atlet keturunan etnis Tionghoa itu merupakan orang pertama Indonesia yang merebut piala Thomas pada tahun 1959. Dia pula orang pertama Indonesia yang merebut mahkota tunggal All England tahun 1959. 

Namun Tan Joe Hok boleh jadi ditakdirkan untuk menjadi petarung sepanjang hidupnya. Di luar lapangan badminton, dia harus berjuang untuk merobohkan tembok diskriminasi yang saat itu mengurung warga keturunan Tionghoa. Hancur hatinya ketiak dia harus mengantre untuk memperoleh surat keterangan K-1 agar anak - anaknya bisa bersekolah di Indonesia. Tapi Tan tetap berjuang. Dia sangat bersyukur akan keadaannya dulu dan sekarang. “Saya pikir Tuhan menjadikan segala sesuatunya tepat pada waktunya,” katanya.

Selasa, 17 Juni 2008 bertempat di Hotel Bumikarsa, Bidakara, Jakarta, Tremores Production dan Frontier Consulting Group menyelenggarakan konferensi pers mengenai pembuatan film Tan Joe Hok. Film yang akan diliris September 2009 ini akan disutradari oleh Wiendy Widasari. Sebelumnya Wienda pernah bekerja sebagai asisten sutradara bagi Rudy Soejarwo, Monty Tiwa dan Guntur Soeharjanto. Terakhir Wienda menjadi co-sutradara bagi Monty Tiwa dalam film Kalau Cinta Jangan Cengeng produksi sinemart. 

Ide munculnya pembuatan film bertemakan olahraga ini berawal dari keprihatinan terhadap bangsa ini yang makin terkikis rasa nasionalismenya. “Padahal semangat nasionalisme merupakan faktor penting yang harus dimiliki setiap warga negara manapun di bumi ini, “kata Handy Irawan dari Frontier Consulting Group, lembaga konslutan bisnis yang akan membantu pembuatan film ini. 

Mengapa bulu tangkis? Sebab olahraga inilah yang membuat negara ini menjadi harum di depan negara lain. Inilah olahraga dimana semangat nasinonalisme dapat dibangkitkan.  Pembuatan film ini masih dalam tahap pengumpulan materi. Penulis naskahnya, Salman Aristo mengatakan tak ingin terburu - buru menyelesaikannya, termasuk pembuatan filmnya. “Film ini terlalu berbahaya jika dikerjakan dengan terburu - buru, apalagi jika terlalu nafsu,” katanya.
 
Hadir juga Olivia Zalianty selaku produser yang akan memimpin produksi bersama Raden Kholid Ahmad. Bagi olivia, film ini diharapkan tidak hanya memberikan hiburan semata, melainkan juga dapat membawa pengaruh semangat Tan Joe Hok bagi setiap warga Indonesia. “Saya berharap setiap orang yang keluar dari bioskop menonton film ini bisa berteriak Indonesia bisa! dalam segala hal,” katanya.

Post a Comment

0 Comments