Flag Counter

header ads

Strategi Kristen Memurtadkan Umat Islam Oleh Hj Irene Handono




Sekolah minggu, itulah media orang Kristen / katholik beribadah sekaligus menanamkan ajaran - ajaran agama mereka. Begitupun dengan rokris / rokat yang berdiri di sekolah - sekolah, organisasi itu bertujuan untuk mencari domba - domba yang tersesat. Menurut mereka istilah itu disampirkan pada orang - orang yang belum masuk Kristen / katholik. Salah satu visi mereka untuk mengkristenkan orang - orang adalah memenuhi kewajiban mereka untuk mencari domba - domba yang tersesat. Ibarat orang muslim yang memiliki kewajiban untuk sholat lima waktu, yang apabila ditinggalkan akan berdosa dan menghalangi masuk surga. Begitupun dengan mereka (read : orang Kristen / katholik), jika mereka tak mendapatkan satu pun menggiring orang masuk agama mereka, maka mereka akan terhalang masuk surga. Itulah yang membuat mereka semakin gencar untuk berlomba memurtadkan umat islam.

Mereka menganggap agama selain yang mereka anut adalah salah dan menyimang, bahkan mereka mengatakan agama islam sebagai agama yang bejat, astagfirullah., dalih tersebut mereka lontarkan karena mereka melihat bahwa yang melakukan pelanggaran - pelanggaran, kenakalan, maksiat adalah orang yang beragama islam, bahkan terorisme pelakunya identik dengan islam. Mereka hanya melihat di Indonesia kejadian tersebut, tak melirik negara lain yang keislamannya rekat, bahkan banyak negara yang orang - orang keji adalah dari golongan mereka. Misalnya saja kita lihat negara Filiphina, disana orang - orang yang bodoh dan miskin adalah orang – orang yang beragama kristen dan katholik. Meksiko, disana yang mencuri, memperkosa dan perbuatan jahat lainnya tidak ada yang beragama islam, pelakunya adalah dari golongan mereka. Mereka tak berani dengan alasan tersebut. Selain itu kita dapat melihat negara Mesir, di sana majikan adalah orang islam dan pembantunya pun non islam. Jadi mereka tak bisa membuat stempel bahwa orang - orang islam hidupnya sengsara tertindas dan tidak bermoral.

Hj. Irene Handono (mantan biarawati) mengatakan bahwa beliau dahulunya mempelajari teologi kristen dan menemukan kejanggalan, lalu beliau meminta izin pada pastur (dosennya) unuk mempelajari islam sebagai banding. Pastur awalnya tidak setuju, namun kemudian dia setuju dengan syarat Ibu Irene harus mencari titik kelemahan islam saat mempelajari agama islam. Sampai satu ketika beliau ragu - ragu dengan agamanya dulu dan beliau menanyakan hakikat tuhan pada dosennya. Dosennyapun heran karena kaget masa biarawati tidak paham dengan hakikat tuhan. Maka pastur menggambar segitiga sama sisi. Inilah penjelasannya;

Pastur   : segitiga sama sisi dimana AB=BC=AC. Segitiganya ada satu tapi sisinya ada tiga, itulah tuhan itu satu tapi pribadinya tiga. Ini adalah suatu dogma, tidak boleh ditentang dan diprotes karena ini adalah aturan dari pemimpin gereja.

Namun ibu Irene semakin gethol. Beliau semakin terus mempelajari Al-qur’an untuk memahami hakikat Tuhan sebenarnya. Akhirnya beliau menyadari bahwa agama yang paling baik di hadapan Allah adalah Islam yang menyatakan bahwa Allah itu Maha Esa. Suatu saat beliau menjelaskan pada pastur tentang Keesaan Allah dengan mengibaratkan meja dan tukang meja. Beliau mengatakan bahwa meja yang membuat adalah tukang meja, dan selamanya meja itu akan tetap menjadi meja, tidak akan pernah menjadi tukang meja. Begitu pun manusia, selamanya akan menjadi manusia, tidak akan pernah bisa menyamai atau menjadi tuhan. Menurut orang nasrani, Yesus itu adalah tuhan. Tidak mungkin bahwa Yesus itu tuhan, karena awalnya adalah manusia, manusia tidak akan pernah jadi tuhan. Yesus dilantik sebagai tuhan pada 325 M dan sebelum itu Yesus adalah manusia. Menurut beliau bahwa manusia melantik manusia yang lain sebagai tuhan itu tidak sah, hal ini diibaratkan dengan seratus orang kopral bermusyawarah untuk melantik satu temannya agar menjadi jenderal, itu tidak sah. Begitu pun dengan sesama manusia manusia melantik temannya menjadi tuhan, itu sama sekali  tidak sah. Jadi, tidak mungkin tuhan dilantik oleh manusia. Sebenarnya, sejarah ini ada dalam kitab mereka, tapi disembunyikan oleh para pemimpin gereja agar para pengikutnya tidak mengetahui hal ini. Sebab jika mereka mengetahui, mereka akan terguncang karena mengetahui bahwa tuhan mereka dilantik oleh manusia.


Post a Comment

0 Comments