Flag Counter

header ads

Perjalanan Kebhinekaan Dengan Peace Train Indonesia Ke-8 Jakarta-Bogor


Acara Peace Train (PT) sukses terselenggara di kota Bogor. Acara rutin sekali dalam dua bulan ini dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 2018.

Pemilihan kota Bogor dalam acara Peace Train kali ini untuk membuktikan penelitian bahwa kota Bogor adalah salah satu kota yang paling tidak Intoleran terhadap keberagaman.

“Kita memilih kota Bogor ini, karena kita ingin membuktikan bahwa apakah benar kota Bogor adalah salah satu kota Intoleran di Indonesia,” kata Dian Damayanti, salah satu panitia penyelanggara PT.

Acara yang terselenggara atas kerjasama dari Badan Sosial Lintas Agama, Koko Jali, Wisata Kreatif Jakarta, Sekolah Damai Indonesia, Demokrasi.id dan Indonesia Conference on Religion and Peace ini mempunyai tujuan menumbuhkan toleransi, nasionalisme, empati dari masyarakat Indonesia.

“Acara ini tujuannya sama seperti sebelumnya, yaitu menumbuhkan toleransi, nasionalisme dan empati dari masyarakat Indonesia”, ujar Max Andrew Ohandi yang juga salah satu penyelenggara.

Selama kegiatan berlangsung, peserta diajak untuk mengunjungi lima tempat ibadah diantaranya, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, GPIB Zebaoth, Phan Ko Bio, dan Pura Giri Kusuma.

Selain berkunjung ke tempat ibadah, peserta juga diajak bermalam di kemah kebhinekaan bersama dengan Komando Resort Militer 061 Suryakencana.

Cita Rizky Annisa, salah satu peserta peace train mengatakan bahwa acara ini membuat masyarakat menjadi terbuka antar sesama dalam berbagai keberagaman. Selain itu acara ini juga menjadikannya mempunya teman baru dalam perbedaan agama, suku dan budaya.

“Semoga dengan adanya acara ini, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap perbedaan,” ujar cita saat di wawancarai.

Dalam acara ini, Chairul Annam selaku salah satu penyelenggara berharap, agar lebih banyak ruang untuk membuat acara-acara seperti PT ini, karena dengan banyaknya ruang terbuka seperti PT, akan menambah kesadaran masyarakat agar lebih terbuka terhadap keberagaman.

“Mudah-mudahan lebih banyak ruang terbuka untuk mengadakan acara seperti ini, agar masyarakat lebih terbuka dengan perbedaan,” Ujar Annam.

Setelah terlaksananya acara ini, ternyata tidak terbukti bahwa Bogor adalah kota yang intoleran. Hal itu dapat dibuktikan dengan diperbolehkannya umat berbeda agama berkunjung ke tempat-tempat ibadah yang berada di kota Bogor. (Aul, RuangOnline.com)

Post a Comment

0 Comments