Sehingga dalam pandangan mereka,
dunia inilah awal dan akhir dan ini semua terjadi begitu saja tanpa ada
keterlibatan Tuhan, karena mereka meyakini alam mempunyai mekanisme sendiri
untuk mengatur dirinya sendiri.
Namun jika kita bicara jujur,
sebenarnya tiap manusia mempunyai naluri keagamaan. Maka saya setuju dengan
ungkapan sejarawan terkemuka Yunani 2000 tahun silam, Plutarch mengatakan,
Adalah mungkin bagi anda menjumpai kota - kota yang tidak memiliki istana,
raja, kekayaan, etika dan tempat - tempat pertunjukan. Namun tidak seorangpun
yang dapat menemukan sebuah kota yang tidak
memiki sesembahan atau kota
yang tidak mengajarkan penyembahan kepada para penduduknya. Ungkapan kuno ini
benar. Ia menyatakan bahwa naluri keagamaan sesungguhnya adalah sesuatu yang
bersumber dari fitrah manusia.
Kajian atas sejarah manusia
menegaskan bahwa kepercayaan telah bersemayam dalam diri manusia sejak turun
peradaban kuno hingga saat ini. Berdasarkan penciptaan dan strukturnya, manusia
adalah mahluk yang, tidak bisa tidak, musti memiliki keyakinan. Berdasarkan
struktur inilah manusia diciptakan Allah. Namun begitu, manusia diberi hak
memilih patuh atau bermaksiat kepada-Nya.
Menurut Al-qur’an, segala sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia, hidup didalam naungan hidayah
yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya kepada Allah. Dari titik
tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat manusia untuk tidak
menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting
point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki, akhirat!
Oleh karenanya Al-qur’an memberi
perhatian khusus dan serius pada masalah kehidupan akhirat melebihi masalah - masalah
lainnya. Misalnya saja, ayat - ayat hukum menerangkan berbagai masalah cabang
(f?ru) hanya berjumlah 500 buah. Sementara, ayat - ayat yang berbicara tentang
hari kebangkitan bejumlah lebih dari 1000 buah. Dari sini dapat dilihat Al-qur’an
memberikan perhatian serius pada masalah pemikiran dan keyakinan. Jika hal ini
mempunyai peranan sangat penting sepert ini, lantas apa arti semua ini?
Kemerdekaan! Allah SWT menghendaki manusia untuk mengesakan-Nya, dan menjadi
manusia yang benar - benar merdeka bersama-Nya agar tidak menjadi hamba bagi
segala sesuatu.
Dari penghambaan kepada Allah sajalah, akan lahir kemerdekaan manusia. Sebaliknya,
dari kesombongan terhadap Allah, manusia akan diperbudak oleh segala sesuatu
selain Allah. Dengan kata lain, pengesaan dan penghambaan kepada Allah,
memberikan kemulian dan kemerdekaan kepada manusia. Tanpanya, manusia menjadi
budak bagi segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Dan inilah tujuan hidup orang
bijak yakni, merdeka bersama Allah, Tuhan yang menciptakannya.
0 Comments